Mengenal Berbagai Jenis Waterproofing

Loading image...
Oleh Surabaya Prop February 08, 2024
Terakhir Diperbarui: August 29, 2024

Dalam era di mana cuaca tak terduga semakin sering terjadi, khususnya di musim penghujan, perlindungan bangunan terhadap air menjadi sangatlah penting. Salah satu tindakan yang disarankan adalah dengan mengaplikasikan waterproofing.

Meskipun biayanya cukup besar, proses ini memiliki peran signifikan dalam menjaga kekokohan struktur dan memperpanjang umur bangunan. 

Apa itu Waterproofing?

Waterproofing adalah proses atau teknik yang digunakan untuk mencegah penetrasi air atau kelembaban ke dalam struktur bangunan. Proses ini menggunakan bahan-bahan tertentu yang tahan terhadap air serta memberikan lapisan proteksi pada permukaan bangunan.

Jenis-Jenis Waterproofing

Pada pembahasan ini, kita akan mengulas berbagai jenis waterproofing beserta kegunaan dan manfaatnya dalam melindungi bangunan dari kerusakan akibat air ataupun kelembaban.

1. Waterproofing Coating

Dengan tekstur kental dan kenyal, jenis pelapis ini menawarkan perlindungan yang baik untuk atap, dinding, sudut beton, kamar mandi, kolam renang, bak penampungan air, hingga ruang bawah tanah.

Pengaplikasiannya pun relatif mudah, mirip seperti proses pengecatan konvensional menggunakan kuas atau rol. Waterproofing coating terbagi lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bahan bakunya yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan spesifik suatu bangunan.

A. Cement Base

Waterproofing berbahan dasar semen ini memiliki tekstur mirip dengan semen biasa dan membutuhkan pencampuran air sebelum digunakan. Biasanya diaplikasikan pada area-area yang memiliki potensi kecil terjadinya retak-retak pada beton, seperti toilet atau balkon. Namun, beberapa produk juga mampu memberikan perlindungan pada area yang lebih luas dengan tingkat elastisitas hingga 300%. Setelah diaplikasikan, waterproofing cement base perlu dilapisi dengan lapisan screed untuk meningkatkan ketahanannya.

B. Acrylic Base

Berbeda dari cement base, acrylic base memiliki tekstur mirip dengan cat, meskipun lebih kental, dan memerlukan air sebagai pengencernya. Jenis ini menawarkan elastisitas lebih baik dibandingkan bahan semen. Setelah diaplikasikan, diperlukan juga lapisan screed untuk menjaga ketahanannya terhadap sinar UV.

C. Solvent Base

Mirip dengan acrylic base, jenis solvent base juga memiliki tekstur kental seperti cat, namun menggunakan thinner sebagai pengencernya. Elastisitisnya sangat baik hingga 600%, menjadikannya pilihan ideal untuk struktur bangunan berskala besar.

2. Waterproofing Membrane

Penerapan waterproofing membrane memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan oleh pekerja profesional. Salah pemasangan bisa mengakibatkan kerusakan serius pada bangunan, serta berpotensi menyebabkan kebocoran air

Itulah sebabnya mengapa jenis ini lebih umum digunakan pada bangunan berskala besar seperti gedung-gedung bertingkat. Bangunan-bangunan seperti ini membutuhkan perlindungan yang maksimal terhadap kelembaban demi menjaga keamanan secara keseluruhan pada struktur bangunan.

Berbeda dari jenis coating yang teksturnya cair, waterproofing membrane hadir dalam bentuk lembaran atau gulungan, menawarkan perlindungan lebih kokoh dan tahan lama terhadap kelembaban.

Beberapa Jenisnya

Waterproofing membrane dapat dibedakan berdasarkan bahan penyusun serta cara pengaplikasiannya:

Berdasarkan Bahan Penyusunnya

  • Fiber Membrane: Membrane ini terbuat dari serat-serat kuat, memberikan perlindungan ekstra terhadap kebocoran air.
  • Polyester Membrane: Menggunakan polyester sebagai bahan utamanya, memberikan kekuatan serta daya tahan optimal terhadap tekanan air dan kerusakan mekanis.

Berdasarkan Cara Mengaplikasikannya

  • Torching Membrane: Membutuhkan proses pemanasan atau pembakaran agar dapat menempel dengan baik pada permukaan yang akan dilapisi. Proses ini membutuhkan keahlian khusus dan perlu dilakukan oleh pekerja profesional.
  • Cold Applied Membrane: Memiliki lapisan self-adhesive yang memungkinkan pengaplikasian tanpa perlu proses pemanasan atau pembakaran. Jenis ini lebih mudah dipasang dan bisa dilakukan tanpa keahlian khusus.

3. Waterproofing Integral

Jenis ini diterapkan pada struktur bangunan dari dalam, dengan cara menambahkan bahan kimia khusus ke dalam campuran beton atau material konstruksi lainnya. Bahan kimia ini biasanya berupa zat aditif yang direkayasa secara khusus untuk meningkatkan ketahanan terhadap kelembaban maupun penetrasi air.

Prosesnya berbeda dengan metode eksternal seperti penggunaan waterproofing coating atau membrane, di mana prosesnya dilakukan pada permukaan setelah konstruksi selesai. Sebaliknya, dengan waterproofing integral, perlindungan terhadap kelembaban sudah terintegrasi langsung ke dalam struktur bangunan itu sendiri.

Metode ini memiliki beberapa keunggulan, termasuk kemampuannya untuk memberikan perlindungan secara menyeluruh pada seluruh struktur bangunan. Selain itu juga dapat mengurangi risiko kebocoran akibat retak atau celah, serta memberikan perlindungan jangka panjang.

Namun, ada juga beberapa pertimbangan dalam penggunaan waterproofing integral, seperti pemilihan zat aditif yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan dan tipe bangunan. Selain itu, diperlukan pengawasan ketat selama proses pencampuran untuk memastikan zat aditif terdistribusi secara merata dalam material konstruksi.

Teknik ini cocok untuk struktur bawah tanah seperti tangki air, kolam renang, dan fondasi.

4. Waterproofing Crystalline

Jenis ini melibatkan penggunaan bahan kimia yang mampu merespon mineral-mineral yang ada dalam beton untuk membentuk kristal-kristal insoluble. 

Ketika terkena air, bahan kimia ini bereaksi dengan mineral-mineral seperti kalsium hidroksida dan kapur yang terdapat dalam beton. Hal ini akan membentuk kristal-kristal  serta menutupi pori-pori serta retakan-retakan kecil dalam struktur beton.

Proses kristalisasi ini membentuk lapisan yang tidak tembus air di dalam pori-pori beton, sehingga mencegah air dari penetrasi lebih lanjut. Ini membuat beton menjadi lebih tahan terhadap kebocoran dan kelembaban, meningkatkan ketahanan terhadap tekanan air serta memperpanjang umur bangunan.

Keuntungan dari metode waterproofing crystalline adalah kemampuannya untuk memberikan perlindungan jangka panjang karena kristal-kristal yang terbentuk bersifat permanen dan tidak mudah larut dalam air. Selain itu, proses ini juga bisa diterapkan pada berbagai jenis struktur beton, seperti tangki air, kolam renang, pondasi, hingga struktur bawah tanah lainnya.

Namun penting untuk diingat bahwa proses kristalisasi memerlukan waktu untuk mencapai efektivitas terbaiknya. Selain itu juga harus dilakukan pada permukaan beton yang bersih dan bebas dari bahan penghalang seperti cat atau lapisan lainnya.

Jenis ini membutuhkan perawatan yang tepat setelah diaplikasikan untuk memastikan efektivitas perlindungan dalam jangka panjang.

Kesimpulan

Waterproofing adalah langkah penting dalam menjaga kekuatan serta daya tahan bangunan. Memahami sekaligus menerapkannya sangat bermanfaat dalam memberikan perlindungan secara optimal kepada bangunan terhadap potensi kerusakan akibat air maupun kelembaban berlebih.

Pada akhirnya, memilih jenis waterproofing yang tepat bisa menjadi investasi penting untuk keberlangsungan dan ketahanan bangunan dalam jangka panjang.