Surabaya merupakan salah satu kota tropis terbesar di Indonesia, di mana upaya pencegahan demam berdarah pun menjadi semakin penting saat musim hujan tiba.Terkait hal tersebut, memang dibutuhkan langkah-langkah proaktif dalam mengatasi. Apa saja itu?
Ada beberapa tips sederhana untuk menghadapi resiko ancaman penyakit demam berdarah, di antaranya adalah sebagai berikut.
Di Surabaya, keberadaan penampungan air seperti bak mandi, ember, atau wadah lainnya seringkali menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.
Mengingat kondisi iklim tropis cenderung lembab, penampungan air yang tidak terawat dengan baik dapat dengan mudah menjadi tempat berkembang biaknya larva.
Oleh karena itu, penting bagi penduduk Surabaya untuk secara rutin membersihkan dan menutup rapat semua penampungan air.
Hal ini tidak hanya akan membantu mengurangi risiko terjangkitnya demam berdarah, tetapi juga akan melindungi masyarakat Surabaya dari berbagai penyakit akibat gigitan nyamuk.
Kelambu tidur dapat menjadi perlindungan efektif terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab utama penularan demam berdarah. Terlebih lagi, dengan pesatnya pertumbuhan penduduk kota, tingkat kepadatan penduduk dan aktivitas manusia dapat meningkatkan risiko paparan gigitan.
Sayangnya, penggunaan kelambu tidur di kota-kota besar sudah mulai jarang digunakan. Menggantung kelambu saat tidur bukan hanya menjadi kebiasaan sejak dulu secara turun menurun, tetapi juga merupakan tindakan preventif untuk menghindari gigitan nyamuk.
Seiring berjalannya waktu, angka individu yang terkena gigitan nyamuk Aedes aegypti pun juga meningkat secara signifikan. Hal ini berbanding lurus dengan padatnya aktivitas dan kontak saat berada diluar rumah.
Penggunaan repellent atau bahan anti-nyamuk menjadi sangat penting dalam menjaga kesehatan serta mencegah penularan penyakit.
Tindakan tersebut sangat dianjurkan khususnya di daerah-daerah rawan terjangkit, seperti pemukiman padat penduduk atau area perkotaan. Penggunaan repellent sangat dianjurkan sebagai rutinitas sehari-hari saat keluar rumah (seperti memakai skincare) selama musim penghujan ini.
Produk yang mengandung DEET, picaridin, atau IR3535 telah terbukti efektif dalam menangkal gigitan nyamuk, sehingga memberikan perlindungan tambahan bagi individu saat beraktivitas di luar ruangan. Dengan mengaplikasikan repellent secara teratur, kita dapat mengurangi risiko penyakit demam berdarah secara langsung.
Mengenakan pakaian yang menutupi sebagian besar tubuh, seperti lengan panjang dan celana panjang sangat dianjurkan. Hal ini terutama saat berada di luar rumah atau tempat-tempat banyak nyamuk
Selain memberikan perlindungan dari gigitan nyamuk, penggunaan pakaian pelindung juga membantu melindungi kulit dari paparan sinar matahari berlebih yang dapat menyebabkan masalah kulit lainnya.
Menggunakan pakaian panjang juga dapat menghangatkan tubuh saat musim penghujan yang cenderung dingin terutama pada malam hari.
Mengontrol populasi hewan ini menjadi salah satu langkah proaktif dalam mencegah penyakit demam berdarah. Penggunaan larvasida seperti abate serta melakukan foging rutin di sekitar lingkungan rumah, dapat membantu dalam membasmi nyamuk aedes aegypti serta larvanya. Agar lebih spesifik, lakukan proses-proses tersebut di tempat-tempat penampungan air ataupun tempat-tempat gelap yang sulit dijangkau dan dibersihkan.
Selain itu, pemasangan jaring pada ventilasi rumah juga merupakan tindakan bagus untuk mencegah masuknya nyamuk ke dalam rumah.
Baca juga: 5 Tips Aman Menghadapi Cuaca Ekstrim
Dengan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah setempat, serta petugas kesehatan, upaya pengendalian populasi nyamuk dapat ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi seluruh penduduk Surabaya.
Kesadaran akan pentingnya persiapan, tindak pencegahan dan kewaspadaan terhadap ancaman penyakit demam berdarah tidak hanya bermanfaat untuk melindungi diri sendiri, tetapi juga untuk melindungi orang-orang di sekitar kita. Semoga dengan tips-tips sederhana ini, kita semua dapat mengurangi risiko dan dampak negatif dari segala ancaman penyakit, khususnya demam berdarah yang banyak terjadi saat musim hujan tiba.