Mudah dan Praktis! Inilah Cara Membuat Lubang Biopori

Loading image...
Oleh Surabaya Prop February 24, 2024
Terakhir Diperbarui: August 23, 2024

Lubang Biopori, atau sering juga disebut sebagai Lubang Resapan Biopori, merupakan sebuah terobosan dalam upaya meningkatkan kapasitas penyerapan air hujan ke dalam tanah. Lubang kecil ini berdiameter sebesar 10 hingga 15 cm, sedangkan kedalamannya sekitar 50-100 cm.

Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Kamir R. Brata, seorang akademisi dan peneliti di Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Prinsip Kerja

Prinsip dasarnya relatif sederhana namun sangat efektif. Pertama-tama dilakukan penggalian tanah hingga membentuk lubang, kemudian diisi dengan sampah organik.

Sampah organik tersebut memicu pertumbuhan biota tanah, seperti cacing atau semut, serta merangsang pertumbuhan akar tanaman. Organisme-organisme ini kemudian membentuk rongga-rongga di dalam tanah yang disebut biopori.

Beberapa Manfaat

Lubang biopori telah menjadi salah satu solusi efektif terkait konservasi lingkungan serta pengelolaan sumber daya alam. Dengan fokus pada peningkatan daya resap air hujan dan perbaikan kondisi tanah, metode ini menawarkan sejumlah manfaat yang penting bagi keberlanjutan lingkungan. 

1. Perbaikan Drainase

Lubang biopori akan membuat air hujan meresap lebih baik ke dalam tanah, mengurangi genangan air di permukaannya, serta mencegah banjir ataupun erosi.

2. Peningkatan Kualitas Tanah

Metode ini memungkinkan udara untuk masuk ke dalam tanah, meningkatkan sirkulasi udara di dalamnya. Hal ini penting untuk kesehatan tanah serta pertumbuhan akar tanaman. Selain itu,  aktivitas organisme seperti cacing beserta mikroorganisme lainnya membantu proses dekomposisi bahan organik, memperbaiki struktur dan kesuburan tanah.

3. Pengendalian Pencemaran Air

Metode ini juga memungkinkan terjadinya proses filtrasi alami, yang dapat mengurangi pencemaran air permukaan dengan menghilangkan zat-zat polutan.

4. Konservasi Lingkungan

Penggunaannya ramah lingkungan karena menggunakan prinsip alami dalam memperbaiki kondisi tanah serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

5. Meningkatkan Produktivitas Lahan

Pada sisi pertanian, peran biopori dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian, memberikan hasil yang lebih baik serta meningkatkan kesejahteraan petani.

6. Pengendalian Hama

Peran lainnya adalah mampu mengendalikan populasi hama serta penyakit tanaman secara alami.

Cara Membuat Lubang Biopori

Cara membuatnya terbilang mudah dan praktis, seperti penjelasan berikut ini.

cara membuat lubang biopori

Foto: @facebook DLH Jawa Barat

1. Pilih Lokasi yang Tepat

Pilih lokasi tanah yang subur dan tidak terlalu padat. Hindari tempat-tempat yang sering tergenang air.

2. Tentukan Ukuran

Sebelum penggalian, tentukan terlebih dahulu ukuran pastinya. Seperti dijelaskan sebelumnya, lubang biopori umumnya memiliki diameter sekitar 10-15 cm dengan kedalaman 50-100 cm.

3. Proses Penggalian

Siapkan alat-alat yang diperlukan, seperti sekop, penggaris, dan beberapa alat terkait lainnya. Gali lubang dengan diameter yang telah ditentukan menggunakan sekop. Pastikan posisi tanamnya secara vertikal dan lurus ke bawah.

Setelah proses penggalian, keluarkan tanah, lalu letakkan di sekitarnya untuk kemudian ditutup kembali setelah selesai.

Jika memungkinkan, tambahkan organisme seperti cacing ke dalamnya untuk membantu proses pengomposan.

Langkah terakhir adalah menutup galian dengan tanah yang telah dikeluarkan tadi. Padatkan dengan baik agar lubang tetap terbuka dan tidak amblas.

Catatan Tambahan

  • Pastikan untuk memperhatikan kondisi tanah serta lingkungan sekitar agar hasilnya optimal.
  • Lakukan pemeliharaan rutin dengan memastikan lubang tetap terbuka serta tidak tersumbat oleh material seperti sampah atau lumpur.
  • Jika diperlukan, buat lubang biopori tambahan sesuai kebutuhan untuk meningkatkan drainase dan sirkulasi udara.

Baca juga: 8 Kebiasaan Sederhana Untuk Mendukung Kelestarian Lingkungan

Kesimpulan

Penggunaan lubang biopori merupakan langkah cerdas dalam menanggulangi masalah drainase serta meningkatkan kualitas tanah secara keseluruhan. Harapan akan terciptanya lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi kehidupan makhluk hidup dapat diwujudkan melalui penerapan metode ini secara serius dan konsisten.

Sumber: Kementrian LHK