Asbes adalah salah satu material bangunan yang telah digunakan secara luas selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam pembuatan atap rumah. Popularitasnya berasal dari sifat-sifat unggul seperti ketahanan terhadap api, kekuatan struktural yang baik, serta kemampuan untuk menahan cuaca ekstrem.
Namun, di balik keunggulan tersebut, asbes juga membawa risiko kesehatan yang serius sehingga penggunaannya menjadi kontroversial. Artikel kali ini akan memberikan gambaran komprehensif tentang asbes, termasuk penggunaannya pada atap rumah, manfaat, risiko kesehatan, dan alternatif yang lebih aman.
Asbes adalah mineral alami yang terdiri dari serat silikat dengan struktur serabut halus. Mineral ini memiliki sifat unik seperti tahan api, tahan panas, kedap suara, serta kuat dan fleksibel.
Foto: mesotheliomahope
Karena karakteristik tersebut, asbes sering digunakan dalam berbagai aplikasi konstruksi, termasuk sebagai bahan utama untuk genteng atau atap rumah.
Ada dua jenis utama asbes:
Suka atau tidak suka, material ini telah menjadi pilihan populer untuk atap rumah karena beberapa alasan:
Atap asbes sangat cocok untuk daerah dengan iklim tropis seperti Indonesia karena mampu menahan hujan deras, panas matahari, dan angin kencang tanpa mudah rusak.
Dibandingkan dengan material atap lain seperti genteng keramik atau metal, asbes cenderung lebih murah. Hal ini membuatnya menjadi pilihan favorit bagi masyarakat dengan anggaran terbatas.
Genteng asbes biasanya ringan dan mudah dipasang, sehingga menghemat waktu dan biaya tenaga kerja.
Asbes memiliki sifat isolasi yang baik, sehingga dapat menjaga suhu ruangan tetap stabil dan mengurangi kebisingan dari luar.
Meskipun memiliki banyak kelebihan, penggunaan asbes tidak lepas dari risiko serius, terutama terkait kesehatan. Berikut adalah beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui:
Foto: Bill Bradley via Wikipedia
Serat asbes yang halus dapat terlepas ke udara jika material rusak, aus, atau dipecahkan. Saat terhirup, serat ini dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan penyakit serius, seperti:
Efek kesehatan dari paparan asbes sering kali tidak langsung terlihat. Gejala penyakit dapat muncul setelah 10-40 tahun sejak paparan awal, membuatnya sulit dideteksi dini.
Banyak negara di dunia, termasuk Uni Eropa, Australia, dan Kanada, telah melarang penggunaan asbes karena risiko kesehatannya. Di Indonesia, meskipun belum ada larangan total, penggunaan asbes semakin dikurangi dan digantikan oleh material yang lebih aman.
Jika Anda tinggal di rumah dengan atap asbes atau sedang mempertimbangkan untuk menggunakannya, berikut adalah beberapa tips untuk meminimalkan risikonya:
Mengingat risiko kesehatan dari asbes, banyak orang beralih ke material alternatif yang lebih aman namun tetap memiliki keunggulan serupa. Beberapa alternatif tersebut antara lain:
Genteng metal merupakan material yang lebih tahan lama, ringan, tahan api, dan ramah lingkungan. Karena kualitasnya lebih baik, maka wajar jika harganya sedikit lebih mahal dibandingkan asbes.
Genteng keramik menawarkan estetika tinggi, tahan lama, dan isolasi panas yang baik. Namun perlu diketahui bahwa material ini lebih berat dan membutuhkan struktur rangka atap yang kuat.
Material polycarbonate memiliki karakteristik transparan, ringan, dan tahan terhadap cuaca ekstrem. Meski demikian, material ini kurang cocok untuk area yang membutuhkan privasi.
Fiber semen mirip dengan asbes dalam hal ketahanan, namun tanpa serat berbahaya. Walaupun harganya sedikit lebih tinggi, namun material ini merupakan pilihan yang lebih aman.
Asbes adalah material atap rumah yang telah memberikan banyak manfaat dalam industri konstruksi, terutama dalam hal ketahanan dan harga terjangkau. Namun, risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh serat asbes membuatnya menjadi pilihan yang semakin tidak direkomendasikan. Untuk melindungi kesehatan keluarga dan lingkungan, pertimbangkan untuk menggunakan alternatif yang lebih aman seperti genteng metal, keramik, atau fiber semen.
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Atap Alderon
Jika Anda masih menggunakan atap asbes, pastikan untuk merawatnya dengan baik dan menghindari kerusakan yang dapat melepaskan serat berbahaya. Ingat, kesehatan adalah prioritas utama!